Demi Allah tidak ada yang lebih ikhlas mendoakan kita kecuali orang tua kita,
Seburuk apapun ia, demi anak, nyawa pun siap menjadi taruhan nya.
Sebanyak apapun yang telah kita berikan kepada orang tua, tidak ada artinya dibandingkan besarnya jasa-jasanya.
Kelak ketika kita menjadi orang tua, kita akan mengerti betapa besarnya cinta kita kepada anak melebihi cinta kita kepada diri kita sendiri.
Kebelakangi ego ingin membalas keburukan orang tua dengan keburukan juga. Belajarlah dari Nabi Ibrahim, baktinya kepada ayahnya telah sampai titik klimaks. Ayahnya memusuhi Ibrahim, menolak dakwah Tauhid yg Allah bawakan melalui Ibrahim, ia tidak bangga dengan status anaknya yang Allah angkat menjadi nabi, ayahnya justru murka dan mengancam ingin mencelakai nya.
Namun lihatlah Ibrahim, ia tetap mendakwahi ayahnya dengan lemah lembut, penuh kesantunan, penuh penghormatan dan ia tetap sabar dengan perilaku buruk ayahnya tapi Allah ganti sikap luhurnya dengan anak yang juga seorang nabi, Ismail. Anak yang sholeh yang sangat taat kepada Allah juga orang tuanya.
Maafkanlah, berdamailah, muhasabahlah…ketika mereka sudah tiada, maka gugurlah pula satu pintu surga kita. Semoga Allah jadikan kita anak yg sholeh dan cucu juga keturunan yg sholeh, Aamiin