..::【PERJALANAN RUH SETELAH MENINGGAL】::..
Suatu ketika para sahabat berada di pekuburan Baqi’ul ghorqod.
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi mereka. Beliau pun duduk.
Sementara para sahabat duduk disekitarnya dengan tenang tanpa mengeluarkan suara, seakan-akan di atas kepala mereka ada burung.
Beliau sedang menanti penggalian kubur seorang yang baru saja meninggal.
Ini menunjukkan bahwa tatkala seorang hamba berada di pekuburan,
dituntunkan kepadanya untuk bersikap tenang, diam, hening, dan tidak
mengucapkan dzikir-dzikir dengan suara yang keras.
Terlebih
lagi berbicara mengenai urusan-urusan dunia yang fana. Dalam suasana
yang seperti ini, hendaknya dia berpikir tentang kematian yang akan
menimpa setiap manusia tanpa terkecuali. Sudahkah dia berbekal diri
untuk menghadapinya.
Ini membutuhkan perenungan yang dalam, sehingga melahirkan keimanan, ketakwaan, dan amal sholeh yang diterima disisi Allah.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kepalanya dan mengucapkan:
“Aku berlindung kepada Allah dari adzab kubur.”
Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Setelah itu, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya bila seorang yang mukmin menghadap ke alam akhirat dan
meninggalkan alam dunia, turun kepadanya sejumlah malaikat berwajah
putih yang seolah-olah seperti matahari.
Mereka membawa sebuah
kain kafan dan minyak wangi dari surga. Mereka pun duduk di dekatnya
sejauh mata memandang. Lalu datanglah malaikat pencabut nyawa dan duduk
di dekat kepalanya. Malaikat pencabut nyawa berkata:
“Wahai jiwa yang baik, keluarlah engkau kepada keampunan dan keridhoan Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Maka nyawanya keluar dan mengalir seperti air yang mengucur dari mulut
wadah. Lalu malaikat pencabut nyawa mengambilnya. Nyawanya tidak
dibiarkan sekejap mata pun berada di tangan malaikat pencabut nyawa dan
segera diambil oleh para malaikat yang berwajah putih tadi.
Kemudian mereka meletakkannya pada kain kafan dan minyak wangi surga
yang telah mereka bawa. Maka nyawanya mengeluarkan aroma minyak wangi
misik yang paling terbaik di muka bumi.
Lalu mereka
menyertainya untuk naik ke langit. Tidaklah mereka melewati sekumpulan
malaikat melainkan para malaikat itu akan bertanya: “Siapakah nyawa yang
baik ini?” Mereka menjawab: “Ini adalah Fulan bin Fulan”, dan
disebutkan namanya yang paling terbaik ketika mereka memanggilnya di
dunia.
Tatkala mereka telah sampai membawanya kelangit, mereka meminta agar pintu langit dibukakan untuknya.
Maka dari setiap langit dia diiringi oleh para penjaganya sampai ke
langit berikutnya. Demikianlah yang akan terjadi hingga dia sampai ke
langit yang disana ada Allah. Maka Allah berfirman:
“Catatlah oleh kalian bahwa hambaku (ini) berada di surga ‘illiyyin, dan (sekarang) kembalikanlah dia ke muka bumi.
Sungguh darinya Aku telah menciptakan mereka, dan padanya Aku akan
mengembalikan mereka, serta darinya pula Aku akan mengeluarkan mereka
sekali lagi”.
Kemudian nyawanya dikembalikan ke
dalam jasadnya. Lalu datanglah dua orang malaikat kepadanya. Keduanya
bertanya, siapa Rabbmu? Maka dia menjawab, Rabbku adalah Allah. Keduanya
kembali bertanya, apa agamamu? Maka dia menjawab, agamaku adalah islam.
Keduanya kembali bertanya, siapa orang yang telah diutus di tengah
kalian ini? Maka dia menjawab, beliau adalah utusan Allah. Keduanya
kembali bertanya, siapakah yang telah mengajarimu? Maka dia menjawab,
aku membaca kitab Allah, beriman kepadanya dan membenarkannya.
Kemudian terdengarlah suara yang menyeru dari langit, “Hambaku ini
telah benar. Bentangkanlah untuknya permadani dari surga dan bukakanlah
sebuah pintu ke surga”.
Maka harum wangi surga pun menerpanya
dan kuburnya diperluas sejauh mata memandang. Lalu datang kepadanya
seorang yang bagus wajahnya, pakainnya, dan harum wanginya. Orang itu
berkata, bergembiralah dengan segala yang akan menyenangkanmu.
Ini adalah hari yang dahulu engkau telah dijanjikan. Maka si mukmin
bertanya kepadanya, “Siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang
dengan membawa kebaikan.” Dia pun menjawab, “Aku adalah amalmu yang
sholih.” Lalu si mukmin berkata, “Wahai Rabbku! Segerakanlah hari kiamat
agar aku kembali kepada keluarga dan hartaku”.
Selanjutnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Adapun bila seorang yang kafir meninggalkan alam dunia dan menghadap
ke alam akhirat, turun kepadanya dari langit sejumlah malaikat yang
berwajah hitam legam.
Mereka membawa sebuah kain kafan yang
buruk dan kasar. Mereka pun duduk di dekatnya sejauh mata memandang.
Lalu datanglah malaikat pencabut nyawa dan duduk di dekat kepalanya.
Malaikat pencabut nyawa berkata,
“Wahai jiwa yang buruk, keluarlah engkau kepada kemurkaan dan kemarahan Allah”.
Maka nyawanya tercerai berai di dalam jasadnya. Kemudian malaikat
pencabut nyawa merenggut nyawanya seperti mencabut besi pemanggang
daging dari bulu domba yang basah.
Setelah malaikat pencabut
nyawa mengambilnya, tidak dibiarkan sekejap mata pun berada di tangannya
dan segera diambil oleh para malaikat yang berwajah hitam legam tadi.
Lalu mereka meletakkannya pada kain kafan (yang telah mereka bawa) itu.
Sehingga keluarlah dari nyawanya seperti bau yang sangat busuk di atas
muka bumi.
Kemudian mereka naik bersamanya. Tidaklah mereka
melewati sekumpulan malaikat melainkan para malaikat itu akan bertanya,
siapakah nyawa yang buruk ini? Mereka menjawab: “Ini adalah Fulan bin
Fulan” dan disebutkan namanya yang paling terburuk ketika mereka
memanggilnya di dunia.
Kemudian mereka membawanya
naik sampai ke langit dunia dan dimintakan agar pintu langit di bukakan
untuknya. Namun pintu langit tidak dibukakan untuknya”.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca ayat yang berbunyi,
“Tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan mereka tidak
akan masuk surga sampai onta bisa masuk ke dalam lubang jarum.” (QS.
Al-A’rof: 40)
Selanjutnya Allah Azza wa jalla berfirman,
“Catatlah oleh kalian bahwa ketetapannya berada di (neraka) Sijjiin, di bumi yang paling bawah”.
Setelah itu, nyawanya benar-benar dilemparkan.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca ayat yang berbunyi,
“Barangsiapa yang berbuat syirik kepada Allah, Maka dia seolah-olah
jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan oleh
angin ke tempat yang jauh”. (surat Al Hajj:ayat 31)
Demikianlah, nyawanya dikembalikan kedalam jasadnya. Maka dua orang
malaikat mendatanginya lalu mendudukkannya. Keduanya bertanya, “Siapa
Rabbmu?” Dia menjawab, “Hah.. hah..aku tidak tahu”. Keduanya kembali
bertanya, “Siapa orang yang telah diutus ditengah kalian ini?” Dia
menjawab,
“Hah..hah..aku tidak tahu.” Kemudian terdengarlah suara yang
menyeru dari langit, “Dia telah berdusta, bentangkanlah untuknya
permadani dari api neraka dan bukakanlah sebuah pintu ke neraka.”
Sehingga hawa panas dan racun neraka pun menerpanya dan kuburnya
dipersempit sampai tulang-tulang rusuknya saling bergeser. Lalu datang
kepadanya seorang yang buruk wajahnya, pakainnya, dan busuk baunya.
Orang itu berkata, “Bergembiralah dengan segala yang akan memperburuk
keadanmu. Ini adalah hari yang dahulu engkau telah dijanjikan.” Maka si
kafir bertanya, “Siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang
dengan membawa keburukan.” Dia pun menjawab, “Aku adalah amalmu yang
buruk.” Lalu si kafir berkata,
“Wahai Rabbbku! Janganlah engkau
datangkan hari kiamat”.
Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani rahimahullah di dalam kitabnya “Ahkamul Janaiz” (hal. 156-157)
dan tahqiq beliau terhadap “Syarh Aqidah Thahawiyyah” (hal. 397-398).
Inilah keadaan seorang yang mukmin dan seorang yang kafir tatkala
meninggalkan alam dunia dan masuk ke dalam alam akhirat yang dimulai
dengan alam barzakh (alam kubur). Wallahu a’lam bi showab
Ketika manusia meninggalkan alam dunia bukan berarti urusannya telah
selesai. Dia akan mengalami alam kedua yaitu alam barzakh (alam kubur).
Alam ini merupakan pintu masuk ke dalam alam akhirat yang sesungguhnya.
Disebut dengan alam barzakh, karena makna barzakh adalah penutup atau
perantara bagi dua perkara. Maka alam barzakh adalah alam di antara alam
dunia dan alam akhirat. Di alam barzakh, manusia akan mengalami
berbagai masalah yang menandakan bahwa urusannya belum selesai dengan
semata-mata meninggalkan alam dunia. Saat melewati alam barzakh, pertama
kali yang akan dihadapinya adalah pertanyaan dua malaikat di dalam
kuburnya, sebagaimana di dalam hadits Al Baro` bin ’Azib yang terdahulu.
Maka keberhasilannya di alam barzakh, mendapat kebaikan atau keburukan,
akan tergantung dengan kemampuannya dalam menjawab pertanyaan dua
malaikat itu.
Perlu diingat, bahwa di alam barzakh, jasad
manusia tidak akan mampu untuk menjawabnya. Yang akan menjawabnya adalah
ruh dan jiwa manusia yang telah diisi saat di alam dunia dengan
kebaikan atau keburukan. Adapun seorang yang mukmin niscaya akan
dimudahkan oleh Allah untuk bisa menjawab pertanyaan kubur yaitu tentang
siapa Rabmu, apa agamamu, dan siapa nabimu. Itulah yang Allah maksudkan
dengan firman-Nya:
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang
beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di
akhirat.” (Ibrahim: 27)
Di dalam sebuah hadits yang shohih
dari sahabat Al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu , bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Seorang hamba yang
muslim bila ditanya di dalam kuburnya, niscaya dia akan bersaksi
bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar
kecuali Allah dan bahwasanya muhammad adalah utusan Allah”.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Itulah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang
teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”. (HR. Al Bukhari dan
Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa seorang yang mukmin akan
mampu mengucapkan dua kalimat syahadat “La ilaha illallah wa anna
Muhammadan Rasulullah”, baik ketika di dunia maupun di akhirat.
Tatkala seorang hamba menghadapi pertanyaan dua malaikat ini, maka dia
akan menjawabnya sesuai dengan amal perbuatannya sewaktu di dunia. Oleh
sebab itu, seorang hamba yang berbuat dosa-dosa besar dan tidak
bertaubat darinya, sangat mungkin disiksa oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
di dalam kuburnya, walaupun dia seorang yang mukmin.
Telah
datang sebuah hadits dari sahabat ‘Abdullah bin Abbas radhiyallahu
‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melewati
dua kuburan, lalu beliau bersabda:
“Orang-orang yang berada di
dalam dua kubur ini, sungguh sedang disiksa. Dan tidaklah keduanya
disiksa karena suatu masalah yang besar. Adapun salah satu dari
keduanya, dahulu tidak mau menjaga diri dari air kencing. Sedangkan yang
lain, dahulu biasa berjalan untuk mengadu domba”. (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
Hadits ini menunjukkan kepada kita sekalian bahwa dua
orang yang disiksa di dalam kuburnya itu dikarenakan dosa-dosa besar.
Berarti yang disiksa oleh Allah di alam kubur bukan karena kekafiran
saja tetapi juga karena dosa-dosa besar.
Nasalullah salamah wal ‘afiah.
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengambil sebuah
pelepah kurma yang masih basah dan membelahnya menjadi dua bagian.
Beliau meletakkannya di masing-masing dua kubur ini dengan harapan
semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memperingan siksa keduanya, selama
pelepah kurma itu masih basah dan belum kering.
Kita memohon
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semoga kita dimudahkan untuk menjawab
pertanyaan kubur dan diselamatkan dari siksanya.
Wallahu a’lam bis shawab.
Read more >>