"Diujung Manisnya Facebook...


"Diujung Manisnya Facebook...

Aku melihat undangan itu tercetak manis di foto facebookmu, aku tergagap, aku ingin menjerit, aku ingin menangis. Tapi apa aku ini, siapa aku ini di matamu, lalu apa yang selama ini kau katakan padaku,harapan,komitmen,sampai pada bayang-bayang suatu pernikahan. Namun apa yang kau perbuat padaku. Kau hancurkan impian ku selama ini, kau hancurkan harapanku. Sampai k

u harus rela menolak orang yang hendak mengkhitbahku demi menantimu.

PATAH HATI.. hal yang paling menyakitkan ,sama seperti kata-kata di atas. Sebuah penipuan yang di balut dengan sebuah keindahan. Tak ada yang menyadari bahwa syetan-syatan tengah membuaimu dengan kata-kata indahnya. Membawamu merasakan kenyamanan sesaat namun di hentakkan begitu saja olehnya.

Tidak sedikit muslimah atau bahkan seorang laki-laki yang terjebak dengan perasaannya sendiri. Mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang di permainkan nafsu. Karna fitrah seorang wanita yang senang di puji, senang di perhatikan bahkan senang di rayu meskipun kadang dengan tegas mereka menolak, di lain sisi ada rasa berdesir di hati mereka.

Kamu sangat tahu bahwa kata-kata yang di timbulkan antara lawan jenis belum tentu dapat di pertanggung jawabkan. Maka kamu terjebak dengan aktivitas perasaan karna janji-janji yang melambungkan mimpimu. Kamu sangat menyadari aktivitas itu sangat menguras pikiran, waktu dan hati, meskipun hanya lewat tulisan atau pun kata-kata di facebook.

Kamu melihat banyak akhwat yang comment di statusnya atau di wall nya dia, padahal dia bukan siapa-siapa kamu, hanya sebuah komitmen yang membuat kamu merasa memilikinya. Namun sangat di sayang kan karna kamu tetaplah bukan istrinya, ketika kamu cemburu pun sia-sia.

HATI-HATI

Sahabatku, kamu tahu bahwa facebook sangat beracun. Racun yang mematikan hati bila kamu tak hati-hati. Racun itu pula yang sering kali menindas hatimu dengan kata-kata manis yang membuaikan. Kata-kata manis yang selalu muncul di antara WALL dan INBOXmu. Tapi kamu tak menyadari, apakah dia mengirimkan kata-kata manis itu HANYA UNTUKMU?? Atau kamu malah sudah tahu tapi tetap cuek karna kamu telah terbuai perasaanmu ??

CANTIKNYA DIRIMU

Kamu akan tetap cantik tanpa pujian kecantikan darinya.
Kamu akan tetap indah tanpa sanjungan manisnya.
Kamu akan tetap mempesona tanpa kata-kata pesonanya.
Sadarlah sahabat, meski aku tahu kalo kamu sangat sadar dengan apa yang kamu perbuat. Namun kamu enggan menolak racun perasaanmu karna itu sangat menyenangkan.

Indahnya dirimu saat kamu mau menjaga dirimu,
cantiknya dirimu saat kamu mau menghargai kehormatanmu,
pesona dirimu ada pada penjagaan akhlakmu.
Jangan terus menerus terbuai sebuah kata pujian dan sanjungan yang menipu,karna di balik itu ada sebuah kepahitan.

Wallahua’lam bish Shawwab
Read more >>

♥ LAMARANMU KUTOLAK ♥


♥ LAMARANMU KUTOLAK ♥

(Kisah Sederhana, Jenaka tapi Penuh Makna) ^_^

Mereka, lelaki dan perempuan yang begitu berkomitmen dengan agamanya.


Melalui ta'aruf yang singkat dan hikmat, mereka memutuskan untuk melanjutkannya menuju khitbah.

Sang lelaki, sendiri, harus maju menghadapi lelaki lain: ayah sang perempuan.

Dan ini, tantangan yang sesungguhnya. Ia telah melewati deru pertempuran semasa aktivitasnya di kampus, tetapi pertempuran yang sekarang amatlah berbeda.

Sang perempuan, tentu saja siap membantunya. Memuluskan langkah mereka menggenapkan agamanya.
Maka, di suatu pagi, di sebuah rumah, di sebuah ruang tamu, seorang lelaki muda menghadapi seorang lelaki setengah baya, untuk 'merebut' sang perempuan muda, dari sisinya.
"Oh, jadi engkau yang akan melamar itu?" tanya sang setengah baya.

"Iya, Pak," jawab sang muda.

"Engkau telah mengenalnya dalam-dalam? " tanya sang setengah baya sambil menunjuk si perempuan.

"Ya Pak, sangat mengenalnya, " jawab sang muda, mencoba meyakinkan.

"Lamaranmu kutolak. Berarti engkau telah memacarinya sebelumnya? Tidak bisa. Aku tidak bisa mengijinkan pernikahan yang diawali dengan model seperti itu!" balas sang setengah baya.

Si pemuda tergagap, "Enggak kok pak, sebenarnya saya hanya kenal sekedarnya saja, ketemu saja baru sebulan lalu."

"Lamaranmu kutolak. Itu serasa 'membeli kucing dalam karung' kan, aku takmau kau akan gampang menceraikannya karena kau tak mengenalnya.

Jangan-jangan kau nggak tahu aku ini siapa?" balas sang setengah baya, keras.
Ini situasi yang sulit. Sang perempuan muda mencoba membantu sang lelaki muda. Bisiknya, "Ayah, dia dulu aktivis lho."

"Kamu dulu aktivis ya?" tanya sang setengah baya.

"Ya Pak, saya dulu sering memimpin aksi demonstrasi anti Orba di Kampus," jawab sang muda, percaya diri.

"Lamaranmu kutolak. Nanti kalau kamu lagi kecewa dan marah sama istrimu, kamu bakal mengerahkan rombongan teman-temanmu untuk mendemo rumahku ini kan?"

"Anu Pak, nggak kok. Wong dulu demonya juga cuma kecil-kecilan. Banyak yang nggak datang kalau saya suruh berangkat."

"Lamaranmu kutolak. Lha wong kamu ngatur temanmu saja nggak bisa, kok mau ngatur keluargamu?"
Sang perempuan membisik lagi, membantu, "Ayah, dia pinter lho."

"Kamu lulusan mana?"

"Saya lulusan Teknik Elektro UGM Pak. UGM itu salah satu kampus terbaik di Indonesia lho Pak."

"Lamaranmu kutolak. Kamu sedang menghina saya yang cuma lulusan STM ini tho? Menganggap saya bodoh kan?"

"Enggak kok Pak. Wong saya juga nggak pinter-pinter amat Pak. Lulusnya saja tujuh tahun, IPnya juga cuma dua koma Pak."

"Lha lamaranmu ya kutolak. Kamu saja bego gitu gimana bisa mendidik anak-anakmu kelak?"
Bisikan itu datang lagi, "Ayah dia sudah bekerja lho."

"Jadi kamu sudah bekerja?"

"Iya Pak. Saya bekerja sebagai marketing. Keliling Jawa dan Sumatera jualan produk saya Pak."

"Lamaranmu kutolak. Kalau kamu keliling dan jalan-jalan begitu, kamu nggak bakal sempat memperhatikan keluargamu."

"Anu kok Pak. Kelilingnya jarang-jarang. Wong produknya saja nggak terlalu laku."

"Lamaranmu tetap kutolak. Lha kamu mau kasih makan apa keluargamu, kalau kerja saja nggak becus begitu?"
Bisikan kembali, "Ayah, yang penting kan ia bisa membayar maharnya."

"Rencananya maharmu apa?"

"Seperangkat alat shalat Pak."

"Lamaranmu kutolak. Kami sudah punya banyak. Maaf."

"Tapi saya siapkan juga emas satu kilogram dan uang limapuluh juta Pak."

"Lamaranmu kutolak. Kau pikir aku itu matre, dan menukar anakku dengan uang dan emas begitu? Maaf anak muda, itu bukan caraku."
Bisikan, "Dia jago IT lho Pak"

"Kamu bisa apa itu, internet?"

"Oh iya Pak. Saya rutin pakai internet, hampir setiap hari lho Pak saya nge-net."

"Lamaranmu kutolak. Nanti kamu cuma nge-net thok. Menghabiskan anggaran untuk internet dan nggak ngurus anak istrimu di dunia nyata."

"Tapi saya ngenet cuma ngecek imel saja kok Pak."

"Lamaranmu kutolak. Jadi kamu nggak ngerti Facebook, Blog, Twitter, Youtube? Aku nggak mau punya mantu gaptek gitu."
Bisikan, "Tapi Ayah..."

"Kamu kesini tadi naik apa?"

"Mobil Pak."

"Lamaranmu kutolak. Kamu mau pamer tho kalau kamu kaya. Itu namanya Riya'. Nanti hidupmu juga bakal boros. Harga BBM kan makin naik."

"Anu saya cuma mbonceng mobilnya teman kok Pak. Saya nggak bisa nyetir"

"Lamaranmu kutolak. Lha nanti kamu minta diboncengin istrimu juga? Ini namanya payah. Memangnya anakku supir?"
Bisikan, "Ayahh.."

"Kamu merasa ganteng ya?"

"Nggak Pak. Biasa saja kok"

"Lamaranmu kutolak. Mbok kamu ngaca dulu sebelum melamar anakku yang cantik ini."

"Tapi pak, di kampung, sebenarnya banyak pula yang naksir kok Pak."

"Lamaranmu kutolak. Kamu berpotensi playboy. Nanti kamu bakal selingkuh!"
Sang perempuan kini berkaca-kaca, "Ayah, tak bisakah engkau tanyakan soal agamanya, selain tentang harta dan fisiknya?"

Sang setengah baya menatap wajah sang anak, dan berganti menatap sang muda yang sudah menyerah pasrah.

"Nak, apa adakah yang engkau hapal dari Al Qur'an dan Hadits?" Si pemuda telah putus asa, tak lagi merasa punya sesuatu yang berharga.

Pun pada pokok soal ini ia menyerah, jawabnya, "Pak, dari tiga puluh juz saya cuma hapal juz ke tiga puluh, itupun yang pendek-pendek saja.

Hadits-pun cuma dari Arba'in yang terpendek pula."

Sang setengah baya tersenyum, "Lamaranmu KUTERIMA anak muda. Itu cukup. Kau lebih hebat dariku. Agar kau tahu saja, membacanya saja pun, aku masih tertatih."

Mata sang ANAK muda ikut berkaca-kaca.
Read more >>

SALAH PENGERTIAN YANG MENYEBABKAN KEHANCURAN ...


SALAH PENGERTIAN YANG MENYEBABKAN KEHANCURAN ...

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...

Sebuah salah pengertian yg mengakibatkan kehancuran sebuah rumah tangga.....

.Tatkala nilai akhir sebuah kehidupan sudah terbuka, tetapi segalanya sudah terlambat. tetapi segalanya sudah terlambat. Membawa nenek untuk tinggal bersama menghabiskan masa tuanya bersama kami, malah telah mengkhianati ikrar cinta yan

g telah kami buat selama ini,setelah 2 tahun menikah, saya dan suami setuju menjemput nenek di kampung untuk tinggal bersama.

Sejak kecil suami saya telah kehilangan ayahnya, dia adalah satu-satunya harapan nenek, nenek pula yang membesarkannya dan menyekolahkan dia hingga tamat kuliah.

Saya terus mengangguk tanda setuju, kami segera menyiapkan sebuah kamar yang menghadap taman untuk nenek, agar dia dapat berjemur, menanam bunga dan sebagainya.

Suami berdiri didepan kamar yang sangat kaya dengan sinar matahari, tidak sepatah katapun yang terucap tiba-tiba saja dia mengangkat saya dan memutar-mutar saya seperti adegan dalam film India dan berkata: "Mari,kita jemput nenek di kampung".

Suami berbadan tinggi besar, aku suka sekali menyandarkan kepalaku ke dadanya yang bidang, ada suatu perasaan nyaman dan aman disana. Aku seperti sebuah boneka kecil yang kapan saja bisa diangkat dan dimasukan kedalam kantongnya.

Kalau terjadi selisih paham diantara kami, dia suka tiba-tiba mengangkatku tinggi-tinggi diatas kepalanya dan diputar-putar sampai aku berteriak ketakutan baru diturunkan. Aku sungguh menikmati saat-saat seperti itu.

Kebisaaan nenek di kampung tidak berubah. Aku suka sekali menghias rumah dengan bunga segar, sampai akhirnya nenek tidak tahan lagi dan berkata kepada suami:"Istri kamu hidup foya-foya, buat apa beli bunga? Kan bunga tidak bisa dimakan?"

Aku menjelaskannya kepada nenek: "Ibu, rumah dengan bunga segar membuat rumah terasa lebih nyaman dan suasana hati lebih gembira". Nenek berlalu sambil mendumel, suamiku berkata sambil tertawa: "Ibu, ini kebisaaan orang kota , lambat laun ibu akan terbiasa juga."

Nenek tidak protes lagi, tetapi setiap kali melihatku pulang sambil membawa bunga, dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya berapa harga bunga itu, setiap mendengar jawabanku dia selalu mencibir sambil menggeleng-gelengka n kepala. Setiap membawa pulang barang belanjaan,dia selalu tanya itu berapa harganya, ini berapa. Setiap aku jawab, dia selalu berdecak dengan suara keras.

Suamiku memencet hidungku sambil berkata: "Putriku, kan kamu bisa berbohong. Jangan katakan harga yang sebenarnya." Lambat laun, keharmonisan dalam rumah tanggaku mulai terusik. Nenek sangat tidak bisa menerima melihat suamiku bangun pagi menyiapkan sarapan pagi untuk dia sendiri, di mata nenek seorang anak laki-laki masuk ke dapur adalah hal yang sangat memalukan.

Di meja makan, wajah nenek selalu cemberut dan aku sengaja seperti tidak mengetahuinya. Nenek selalu membuat bunyi-bunyian dengan alat makan seperti sumpit dan sendok, itulah cara dia protes.

Aku adalah instrukstur tari, seharian terus menari membuat badanku sangat letih, aku tidak ingin membuang waktu istirahatku dengan bangun pagi apalagi disaat musim dingin.

Nenek kadang juga suka membantuku di dapur, tetapi makin dibantu aku menjadi semakin repot, misalnya : dia suka menyimpan semua kantong-kantong bekas belanjaan, dikumpulkan bisa untuk dijual katanya. Jadilah rumahku seperti tempat pemulungan kantong plastik, dimana-mana terlihat kantong plastik besar tempat semua kumpulan kantong plastik.

Kebiasaan nenek mencuci piring bekas makan tidak menggunakan cairan pencuci, agar supaya dia tidak tersinggung, aku selalu mencucinya sekali lagi pada saat dia sudah tidur. Suatu hari, nenek mendapati aku sedang mencuci piring malam harinya, dia segera masuk ke kamar sambil membanting pintu dan menangis.

Suamiku jadi serba salah, malam itu kami tidur seperti orang bisu, aku coba bermanja-manja dengan dia, tetapi dia tidak perduli. Aku menjadi kecewa dan marah."Apa salahku?" Dia melotot sambil berkata: "Kenapa tidak kamu biarkan saja? Apakah memakan dengan piring itu bisa membuatmu mati?"

Aku dan nenek tidak bertegur sapa untuk waktu yang cukup lama, suasana menjadi kaku. Suamiku menjadi sangat kikuk, tidak tahu harus berpihak pada siapa? Nenek tidak lagi membiarkan suamiku masuk ke dapur, setiap pagi dia selalu bangun lebih pagi dan menyiapkan sarapan untuknya, suatu kebahagiaan terpancar di wajahnya jika melihat suamiku makan dengan lahap, dengan sinar mata yang seakan mencemohku sewaktu melihat padaku, seakan berkata dimana tanggung jawabmu sebagai seorang istri?

Demi menjaga suasana pagi hari agar tidak terganggu, aku selalu membeli makanan diluar pada saat berangkat kerja. Saat tidur, suami berkata:"Luci, apakah kamu merasa masakan ibu tidak enak dan tidak bersih sehingga kamu tidak pernah makan di rumah?" sambil memunggungiku dia berkata tanpa menghiraukan air mata yang mengalir di kedua belah pipiku.

Dan dia akhirnya berkata: "Anggaplah ini sebuah permintaanku, makanlah bersama kami setiap pagi". Aku mengiyakannya dan kembali ke meja makan yang serba canggung itu.

Pagi itu nenek memasak bubur, kami sedang makan dan tiba-tiba ada suatu perasaan yang sangat mual menimpaku, seakan-akan isi perut mau keluar semua. Aku menahannya sambil berlari ke kamar mandi, sampai disana aku segera mengeluarkan semua isi perut.

Setelah agak reda, aku melihat suamiku berdiri didepan pintu kamar mandi dan memandangku dengan sinar mata yang tajam, diluar sana terdengar suara tangisan nenek dan berkata-kata dengan bahasa daerahnya. Aku terdiam dan terbengong tanpa bisa berkata-kata. Sungguh bukan sengaja aku berbuat demikian!

Pertama kali dalam perkawinanku, aku bertengkar hebat dengan suamiku, nenek melihat kami dengan mata merah dan berjalan menjauh, suamiku segera mengejarnya keluar rumah. Menyambut anggota baru tetapi dibayar dengan nyawa nenek.

Selama 3 hari suamiku tidak pulang ke rumah dan tidak juga meneleponku. Aku sangat kecewa, semenjak kedatangan nenek di rumah ini, aku sudah banyak mengalah, mau bagaimana lagi?

Entah kenapa aku selalu merasa mual dan kehilangan nafsu makan ditambah lagi dengan keadaan rumahku yang kacau, sungguh sangat menyebalkan. Akhirnya teman sekerjaku berkata:"Luci, sebaiknya kamu periksa ke dokter".

Hasil pemeriksaan menyatakan aku sedang hamil. Aku baru sadar mengapa aku mual-mual pagi itu. Sebuah berita gembira yang terselip juga kesedihan. Mengapa suami dan nenek sebagai orang yang berpengalaman tidak berpikir sampai sejauh itu?

Di pintu masuk rumah sakit aku melihat suamiku, 3 hari tidak bertemu dia berubah drastis, muka kusut kurang tidur, aku ingin segera berlalu tetapi rasa iba membuatku tertegun dan memanggilnya. Dia melihat ke arahku tetapi seakan akan tidak mengenaliku lagi, pandangan matanya penuh dengan kebencian dan itu melukaiku.

Aku berkata pada diriku sendiri, jangan lagi melihatnya dan segera memanggil taksi. Padahal aku ingin memberitahunya bahwa kami akan segera memiliki seorang anak. Dan berharap aku akan diangkatnya tinggi-tinggi dan diputar-putar sampai aku minta ampun tetapi mimpiku tidak menjadi kenyataan. Didalam taksi air mataku mengalir dengan deras. Mengapa kesalah pahaman ini berakibat sangat buruk?

Sampai di rumah aku berbaring di ranjang memikirkan peristiwa tadi, memikirkan sinar matanya yang penuh dengan kebencian, aku menangis dengan sedihnya. Tengah malam,aku mendengar suara orang membuka laci, aku menyalakan lampu dan melihat dia dengan wajah berlinang air mata sedang mengambil uang dan buku tabungannya.

Aku nenatapnya dengan dingin tanpa berkata-kata. Dia seperti tidak melihatku saja dan segera berlalu. Sepertinya dia sudah memutuskan untuk meninggalkan aku. Sungguh lelaki yang sangat picik, dalam saat begini dia masih bisa membedakan antara cinta dengan uang. Aku tersenyum sambil menitikan air mata. Aku tidak masuk kerja keesokan harinya, aku ingin secepatnya membereskan masalah ini, aku akan membicarakan semua masalah ini dan pergi mencarinya di kantornya.

Di kantornya aku bertemu dengan sekretarisnya yang melihatku dengan wajah bingung."Ibunya pak direktur baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas dan sedang berada di rumah sakit.

Mulutku terbuka lebar. Aku segera menuju rumah sakit dan saat menemukannya, nenek sudah meninggal. Suamiku tidak pernah menatapku, wajahnya kaku. Aku memandang jasad nenek yang terbujur kaku. Sambil menangis aku menjerit dalam hati: "Tuhan, mengapa ini bisa terjadi?" Sampai selesai upacara pemakaman, suamiku tidak pernah bertegur sapa denganku, jika memandangku selalu dengan pandangan penuh dengan kebencian.

Peristiwa kecelakaan itu aku juga tahu dari orang lain, pagi itu nenek berjalan ke arah terminal, rupanya dia mau kembali ke kampung. Suamiku mengejar sambil berlari, nenek juga berlari makin cepat sampai tidak melihat sebuah bus yang datang ke arahnya dengan kencang. Aku baru mengerti mengapa pandangan suamiku penuh dengan kebencian. Jika aku tidak muntah pagi itu, jika kami tidak bertengkar, jika…. Dimatanya, akulah penyebab kematian nenek.

Suamiku pindah ke kamar nenek, setiap malam pulang kerja dengan badan penuh dengan bau asap rokok dan alkohol. Aku merasa bersalah tetapi juga merasa harga diriku terinjak-injak. Aku ingin menjelaskan bahwa semua ini bukan salahku dan juga memberitahunya bahwa kami akan segera mempunyai anak. Tetapi melihat sinar matanya, aku tidak pernah menjelaskan masalah ini. Aku rela dipukul atau dimaki-maki olehnya walaupun ini bukan salahku.

Waktu berlalu dengan sangat lambat. Kami hidup serumah tetapi seperti tidak mengenal satu sama lain. Dia pulang makin larut malam. Suasana tegang didalam rumah. Suatu hari, aku berjalan melewati sebuah café, melalui keremangan lampu dan kisi-kisi jendela, aku melihat suamiku dengan seorang wanita didalam

. Dia sedang menyibak rambut sang gadis dengan mesra. Aku tertegun dan mengerti apa yang telah terjadi. Aku masuk kedalam dan berdiri di depan mereka sambil menatap tajam kearahnya. Aku tidak menangis juga tidak berkata apapun karena aku juga tidak tahu harus berkata apa. S

ang gadis melihatku dan ke arah suamiku dan segera hendak berlalu. Tetapi dicegah oleh suamiku dan menatap kembali ke arahku dengan sinar mata yang tidak kalah tajam dariku. Suara detak jantungku terasa sangat keras, setiap detak suara seperti suara menuju kematian.

Akhirnya aku mengalah dan berlalu dari hadapan mereka, jika tidak.. mungkin aku akan jatuh bersama bayiku dihadapan mereka. Malam itu dia tidak pulang ke rumah. Seakan menjelaskan padaku apa yang telah terjadi. Sepeninggal nenek, rajutan cinta kasih kami juga sepertinya telah berakhir

Dia tidak kembali lagi ke rumah, kadang sewaktu pulang ke rumah, aku mendapati lemari seperti bekas dibongkar. Aku tahu dia kembali mengambil barang-barang keperluannya. Aku tidak ingin menelepon dia walaupun kadang terbersit suatu keinginan untuk menjelaskan semua ini. Tetapi itu tidak terjadi, semua berlalu begitu saja.

Aku mulai hidup seorang diri, pergi check kandungan seorang diri. Setiap kali melihat sepasang suami istri sedang check kandungan bersama, hati ini serasa hancur. Teman-teman menyarankan agar aku membuang saja bayi ini, tetapi aku seperti orang yang sedang histeris mempertahankan miliknya. Hitung-hitung sebagai pembuktian kepada nenek bahwa aku tidak bersalah.

"Suatu hari pulang kerja, aku melihat dia duduk didepan ruang tamu. Ruangan penuh dengan asap rokok dan ada selembar kertas diatas meja, tidak perlu tanya aku juga tahu surat apa itu. 2 bulan hidup sendiri, aku sudah bisa mengontrol emosi.

Sambil membuka mantel dan topi aku berkata kepadanya: "Tunggu sebentar, aku akan segera menanda tanganinya". Dia melihatku dengan pandangan awut-awutan demikian juga aku. Aku berkata pada diri sendiri, jangan menangis, jangan menangis. Mata ini terasa sakit sekali tetapi aku terus bertahan agar air mata ini tidak keluar.

Selesai membuka mantel, aku berjalan ke arahnya dan ternyata dia memperhatikan peruntuku yang agak membuncit. Sambil duduk di kursi, aku menanda tangani surat itu dan menyodorkan kepadanya

."Luci, kamu hamil?" Semenjak nenek meninggal, itulah pertama kali dia berbicara kepadaku. Aku tidak bisa lagi membendung air mataku yang mengalir keluar dengan derasnya.

Aku menjawab: "Iya, tetapi tidak apa-apa. Kamu sudah boleh pergi". Dia tidak pergi, dalam keremangan ruangan kami saling berpandangan.

Perlahan-lahan dia membungkukan badannya ke tanganku, air matanya terasa menembus lengan bajuku. Tetapi di lubuk hatiku, semua sudah berlalu, banyak hal yang sudah pergi dan tidak bisa diambil kembali. Entah sudah berapa kali aku mendengar dia mengucapkan kata:

"Maafkan aku, maafkan aku". Aku pernah berpikir untuk memaafkannya tetapi tidak bisa. Tatapan matanya di cafe itu tidak akan pernah aku lupakan. Cinta diantara kami telah ada sebuah luka yang menganga. Semua ini adalah sebuah akibat kesengajaan darinya.

Berharap dinding es itu akan mencair, tetapi yang telah berlalu tidak akan pernah kembali. Hanya sewaktu memikirkan bayiku, aku bisa bertahan untuk terus hidup. Terhadapnya, hatiku dingin bagaikan es, tidak pernah menyentuh semua makanan pemberian dia, tidak menerima semua hadiah pemberiannya tidak juga berbicara lagi dengannya.

Sejak menanda tangani surat itu, semua cintaku padanya sudah berlalu, harapanku telah lenyap tidak berbekas. Kadang dia mencoba masuk ke kamar untuk tidur bersamaku, aku segera berlalu ke ruang tamu, dia terpaksa kembali ke kamar nenek.

Malam hari, terdengar suara orang mengerang dari kamar nenek tetapi aku tidak perduli. Itu adalah permainan dia dari dulu. Jika aku tidak perduli padanya, dia akan berpura-pura sakit sampai aku menghampirinya dan bertanya apa yang sakit. Dia lalu akan memelukku sambil tertawa terbahak-bahak. Dia

lupa, itu adalah dulu, saat cintaku masih membara, sekarang apa lagi yang aku miliki?

Begitu seterusnya, setiap malam aku mendengar suara orang mengerang sampai anakku lahir. Hampir setiap hari dia selalu membeli barang-barang perlengkapan bayi, perlengkapan anak-anak dan buku-buku bacaan untuk anak-anak. Setumpuk demi setumpuk sampai kamarnya penuh sesak dengan barang-barang.

Aku tahu dia mencoba menarik simpatiku tetapi aku tidak bergeming. Terpaksa dia mengurung diri dalam kamar, malam hari dari kamarnya selalu terdengar suara pencetan keyboard komputer. Mungkin dia lagi tergila-gila chatting dan berpacaran di dunia maya pikirku. Bagiku itu bukan lagi suatu masalah.

Suatu malam di musim semi, peruntuku tiba-tiba terasa sangat sakit dan aku berteriak dengan suara yang keras. Dia segera berlari masuk ke kamar, sepertinya dia tidak pernah tidur. Saat inilah yang ditunggu-tunggu olehnya. Aku digendongnya dan berlari mencari taksi ke rumah sakit.

Sepanjang jalan, dia mengenggam dengan erat tanganku, menghapus keringat dingin yang mengalir di dahiku. Sampai di rumah sakit, aku segera digendongnya menuju ruang bersalin. Di punggungnya yang kurus kering, aku terbaring dengan hangat dalam dekapannya. Sepanjang hidupku, siapa lagi yang mencintaiku sedemikian rupa jika bukan dia?

Sampai dipintu ruang bersalin, dia memandangku dengan tatapan penuh kasih sayang saat aku didorong menuju persalinan, sambil menahan sakit aku masih sempat tersenyum padanya. Keluar dari ruang bersalin, dia memandang aku dan anakku dengan wajah penuh dengan air mata sambil tersenyum bahagia.

Aku memegang tangannya, dia membalas memandangku dengan bahagia, tersenyum dan menangis lalu terjerambab ke lantai. Aku berteriak histeris memanggil namanya.

Setelah sadar, dia tersenyum tetapi tidak bisa membuka matanya, aku pernah berpikir tidak akan lagi meneteskan sebutir air matapun untuknya, tetapi kenyataannya tidak demikian, aku tidak pernah merasakan sesakit seperti saat ini

. Kata dokter, kanker hatinya sudah sampai pada stadium mematikan, bisa bertahan sampai hari ini sudah merupakan sebuah mukjizat. Aku tanya kapankah kanker itu terdeteksi? 5 bulan yang lalu kata dokter, bersiap-siaplah menghadapi kemungkinan terburuk. Aku tidak lagi peduli dengan nasehat perawat, aku segera pulang ke rumah dan ke kamar nenek lalu menyalakan komputer.

Ternyata selama ini suara orang mengerang adalah benar apa adanya, aku masih berpikir dia sedang bersandiwara. Sebuah surat yang sangat panjang ada di dalam komputer yang ditujukan kepada anak kami. "Anakku, demi dirimu aku terus bertahan, sampai aku bisa melihatmu. Itu adalah harapanku.. Aku tahu dalam hidup ini, kita akan menghadapi semua bentuk kebahagiaan dan kekecewaan, sungguh bahagia jika aku bisa melaluinya bersamamu tetapi ayah tidak mempunyai kesempatan untuk itu.

Didalam komputer ini, ayah mencoba memberikan saran dan nasehat terhadap segala kemungkinan hidup yang akan kamu hadapi. Kamu boleh mempertimbangkan saran ayah. "Anakku, selesai menulis surat ini, ayah merasa telah menemanimu hidup selama bertahun-tahun. Ayah sungguh bahagia. Cintailah ibumu, dia sungguh menderita, dia adalah orang yang paling mencintaimu dan adalah orang yang paling ayah cintai".

Mulai dari kejadian yang mungkin akan terjadi sejak TK , SD , SMP, SMA sampai kuliah, semua tertulis dengan lengkap didalamnya.

Dia juga menulis sebuah surat untukku. "Kasihku, dapat menikahimu adalah hal yang paling bahagia aku rasakan dalam hidup ini.

Maafkan salahku, maafkan aku tidak pernah memberitahumu tentang penyakitku. Aku tidak mau kesehatan bayi kita terganggu oleh karenanya. Kasihku, jika engkau menangis sewaktu membaca surat ini, berarti kau telah memaafkan aku. Terima kasih atas cintamu padaku selama ini.

Hadiah-hadiah ini aku tidak punya kesempatan untuk memberikannya pada anak kita.. Pada bungkusan hadiah tertulis semua tahun pemberian padanya".

Kembali ke rumah sakit, suamiku masih terbaring lemah. Aku menggendong anak kami dan membaringkannya diatas dadanya sambil berkata: "Sayang, bukalah matamu sebentar saja, lihatlah anak kita. Aku mau dia merasakan kasih sayang dan hangatnya pelukan ayahnya".

Dengan susah payah dia membuka matanya, tersenyum. Anak itu tetap dalam dekapannya, dengan tangannya yang mungil memegangi tangan ayahnya yang kurus dan lemah. Tidak tahu aku sudah menjepret berapa kali momen itu dengan kamera di tangan sambil berurai air mata.

Teman-teman terkasih, aku membagi cerita ini kepada kalian, agar kita semua bisa menyimak pesan dari cerita ini. Mungkin saat ini air mata kalian sedang jatuh mengalir atau mata masih sembab sehabis menangis, ingatlah pesan dari cerita ini: "Jika ada sesuatu yang mengganjal di hati diantara kalian yang saling mengasihi, sebaiknya utarakanlah jangan simpan didalam hati".

Siapa tau apa yang akan terjadi besok? Ada sebuah pertanyaan: Jika kita tahu besok adalah hari kiamat, apakah kita akan menyesali semua hal yang telah kita perbuat? atau apa yang telah kita ucapkan?

Sebelum segalanya menjadi terlambat, pikirlah matang-matang semua yang akan kita lakukan sebelum kita menyesalinya seumur hidup.

*****
Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah ..

Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ..

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
------------------------------------------------
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ....
.

# Sumber : http://terimakasihibu.blogspot.com/2011/03/sebuah-kisah-salah-pengertian-yang.html
Read more >>

Duhai calon suamiku ..



✿Bismillahirrahmaanirrahiim✿

Duhai calon suamiku ..

Ketahuilah ..


Sesungguhnya tidak lah aku ingin menikah
Melainkan karena aku tidak ingin mati
Dalam keadaan agamaku ini hanya setengah

Dan tidak lah aku ingin menjadi
Orang yang menikah melainkan
Karna aku meyakini janji Allah
Bagi orang yg menikah itu benar adanya

Tahukah kau..?
Bahwa setiap hubungan suami istri yg halal
Itu adalah sedekah yg dapat mendatangkan pahala..!

Tahukah kau..?
Bahwa hanya dengan merengkuh tangan istri
Maka bergugurlah dari jari jemari dosa dosa..!

Dan Tahukah kau..?
Bahwa bila seorang istri meninggal dunia
Sementara suaminya dalam keadaan ridha padanya
Maka ia akan masuk syurga..!

Dan bila semasa hidup dia taat kepada Allah
Dan taat pula kepada suaminya
Maka ia boleh memasuki syurga dari pintu manapun..!

Duhai calon suamiku ..

Tidak lah aku ingin menjadi seorang istri
Melainkan karena janji Allah yg satu ini

Karena sesungguhnya aku takut mengetahui
Bahwa penghuni neraka kebanyakan wanita

Dan hanya kepada Allah Ta’ala
Aku berharap petlindunganNYA
Dan petunjukNYA dimanapun aku berada

Wahai calon suamiku ..

Telah ditakdirkan Allah
Bahwa akhirnya engkau memilihku

Semoga inilah perlindungan dan petunjuk
Yang DIA berikan agar aku bisa
Mendapatkan kebenaran dari janji Allah itu

Namun,wahai calon suamiku ..
Aku ingin kau menyadari bahwa aku
Bukan lah makhluk yg sempurna
Seperti juga dirimu

Maka mengertilah
Bahwa setelah menikah nanti
Akan banyak hal baru
Yang akan sama-sama kita ketahui

Insya Allah, akan kujaga
Apa yang harus kujaga darimu

Dan kuharap kaupun menjaga
Apa yang harus kau jaga dariku

Bila kau menemukan ketidak sukaanmu
Padaku, karena kekuranganku

Maka bersabarlah calon suamiku ..

Karena kadang kadang pada sesuatu
Yang tidak kau sukai
Allah menjadikan kebaikan padanya

Temukan kelebihan yang kau sukai dari diriku
Bukankah kau memiliki alasan
Mengapa kau ingin menikahiku..?

Tetapi, wahai calon suamiku ..

Bila ketidak sukaan yang kau temukan
Itu adalah karena kesalahanku
Maka nasehatilah aku
Pisahkanlah tempat tidurku
Pukul lah aku bila akhirnya
Aku meninggalkan kewajibanku

Namun, janganlah bermaksud
Menyakitiku hingga membahayakan hidupku
Karena aku adalah bagian dari dirimu

Jangan kau luruskan kebengkokanku
Karena aku bisa patah

Tetapi berhati hatilah terhadapku
Karena aku bagaikan gelas kaca

Ingatlah bahwa manusia yang baik
Adalah yang baik keluarganya
Dan lelaki yang baik
Adalah yang baik pada istrinya

Dan cukuplah engkau menjadikan
Aku seseorang yang patuh kepadamu
Dengan menjadi seseorang yang pantas aku patuhi

Sehingga aku mempunyai alasan
Mengapa aku harus berhias setiap hari
Dan mengapa harus menjaga diriku
Kehormatan dan juga hartamu
Saat kau tidak ada disisi ..

Jadikanlah aku sebaik baik perhiasan duniamu
Hartamu yang paling berharga.

http://www.safyrasiregar.com/doa-ku/cinta-dan-istiqqroh/duhai-calon-suamiku/
Read more >>

Jangan Pacaran Sebelum Menikah


Ratih merasa kecewa dengan suaminya. Banyak sifat buruk suaminya yang baru muncul saat mereka berumah tangga. Di dalam hati dia bertanya-tanya, “mengapa suaminya tidak sebaik ketika mereka dulu berpacaran?”

Bismillahirrahmanirrahim..

Assalamu'alaykum warahmatullahi wa barokah.. ^^



Dulu sebelum menikah lelaki idamannya itu terlihat sangat santun, dan rela melakukan apapun demi ratih. Tapi sekarang segalanya tidak seindah dulu. Apa yang salah sehingga ratih mendapatkan suami soleh “jadi-jadian”

Lain Ratih, lain pula Zahra. Zahra adalah seorang wanita yang lugu, baik dan menentang konsep pacaran sebelum menikah. Dia mencari jodoh dengan cara bertukar biodata dengan bantuan temannya. Zahra berdoa pada Allah agar memberinya calon suami sholeh yang akhlaknya baik terhadap istrinya.

Setelah 4 tahun dalam penantian, akhirnya doanya terkabul. Lelaki sholeh idamannya itupun datang melamarnya. Meskipun sebelumnya mereka tidak saling kenal, namun Allah memunculkan rahmat-Nya kepada pasangan ini karena telah mentaati perintah-Nya (untuk tidak berpacaran sebelum menikah).

Zahra akhirnya mendapatkan lelaki sholeh yang tidak menghinanya ketika menemukan kekurangannya, dan menghormati Zahra layaknya seorang ratu. Zahra pun sangat mencintainya karena rahmat yang diberikan Allah kepada dia dan suaminya.

Siapa yang lebih bahagia, Ratih atau Zahra?

Tips memperoleh calon suami sholeh:

Ada beberapa tips yang perlu diterapkan jika menginginkan calon suami sholeh idaman wanita sholeha, yaitu:

Jangan Berpacaran Sebelum Menikah

Beberapa wanita menolak konsep ini disebabkan mereka tidak ingin menikah dengan lelaki yang tidak mereka cintai. Bagi mereka, rasa cinta tidak mungkin tumbuh jika mereka tidak berpacaran terlebih dahulu. Jelas anggapan mereka ini keliru. Seolah-olah menyalahkan aturan yang telah Allah berikan kepada mereka.

Allah mengharamkan pacaran disebabkan perbuatan tersebut dapat menjerumuskan seseorang kepada kemaksaiatan yang jauh lebih besar (zina). Jika kita mematuhi perintah Allah yang menciptakan manusia, dan berkuasa pada hati-hati mereka, tentu kita tidak perlu khawatir dengan rasa cinta.

Cinta bisa muncul dari jalur yang diridhoi Allah karena rahmat yang diberikan Allah pada suami-istri. Perasaan cinta antarpasangan bisa terus terbina (tumbuh) dengan rahmat yang allah berikan. Jika Allah berkehendak melenyapkan rasa cinta pada pasangan yang awal mulanya menikah karena pacaran, maka yang terjadi kemudian adalah hilangnya perasaan cinta yang menggebu-gebu yang mereka miliki sewaktu pacaran.

Akibatnya, keindahan kehidupan berumah tangga hanya bisa dinikmati selama satu bulan atau paling lama 6 bulan. Setelah itu romantisme menjadi hilang tak berbekas. Ingatlah, bahwa Allah hanya menurunkan rahmat kepada orang-orang yang Dia pilih. Hanya dengan rahmat Allah sajalah suami-istri dapat terus saling mencintai sehingga kehidupan mereka harmonis selamanya.

Mengenakan Jilbab

Agar memperoleh calon suami sholeh, seorang wanita haruslah mengenakan jilbab. Apa hubungannya? Tentu saja ada hubungannya. Lelaki sholeh umumnya tidak menginginkan wanita yang tidak berjilbab. Jiwa mereka yang baik membuat mereka ingin segala sesuatu yang baik (seperti seorang wanita yang taat pada Allah salah satunya dengan berjilbab).

Jadi, jangan harap akan mendapatkan lelaki sholeh jika anda suka pergi ke diskotik. Lelaki sholeh tidak dapat mencintai wanita-wanita penentang syariat, Karena kecintaan mereka terhadap Allah sangat tinggi.

Jadilah Wanita Sholehah.

Bagaimana caranya? Sedapat mungkin lakukanlah hal-hal yang Allah ridhoi dan jauhi hal-hal yang tidak di ridhoi-Nya. Wanita sholeha tidak mungkin berpacaran sebelum menikah dan selalu menutup auratnya. Disamping itu, seorang wanita sholeha pasti memiliki akhlak yang baik. Hidup dengan seseorang berakhlak baik, juga dapat membuat anda terpacu untuk menampilkan sisi baik.

Bukankah manusia mempunyai kecenderungan berbuat baik kepada orang yang telah berbuat baik kepada mereka?

Berdoalah Semoga Allah Memberikan Suami Sholeh yang Berakhlak Baik.

Berdoa agar mendapatkan calon suami sholeh berakhlak mulia adalah hal yang sering dilupakan oleh wanita. Padahal mendapatkan lelaki berakhlak mulia adalah salah satu hal yang wajib bagi rumah tangga yang menginginkan kebahagiaan. Tanpa seorang lelaki yang mampu menghormati, menghargai, dan memahami istrinya, maka rumah tangga mustahil bahagia.

Banyak diantara lelaki yang memahami agama dengan baik tapi tidak mampu mengamalkannya dengan baik. Mereka berakhlak buruk, menghina istrinya jika menemukan kekurangannya, tidak menghargai kerja keras sang istri selama di rumah, dan selalu menuntut istrinya.

Mereka mudah sekali mengkritik istrinya di depan anak-anaknya, sehingga anak-anaknya pun ikut-ikutan mengkritik ibunya seperti yang dilakukan ayahnya. Keluarga seperti ini tentu saja akan gagal mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Mereka tidak akan mampu melahirkan anak-anak sholeh dan sholeha karena tidak bisa menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya.

Agar terhindar dari lelaki berakhlak buruk, berdoalah pada Allah agar memberi anda lelaki beakhlak baik. Maka insyaallah Allah akan membukakan jalan agar mendapatkan suami sholeh idaman.

So....Apa anda menginginkan calon suami sholeh?....

Read more >>