~**KU TUNGGU KHITBAH'MU**~

Bismillah,,,,

~** Akhi, kutunggu khitbahmu **~


[Ya Rabbi, ajarilah kami untuk bijak dalam berpikir, santun dalam bersikap dan bertutur, tenang ketika gundah, dan diam ketika amarah melanda.
Kami sadari, kami hanyalah wanita biasa, wanita akhir zaman yang berusaha utk terus berbenah diri dan menata hati kami, dalam keimanan dan keta'atan kami kepada-Mu dan Rasul pilihan-Mu, di atas segala keterbatasan dan fitrah atas kami, di tengah perkembangan dan kemajuan zaman. Kami sadar, sekuat apapun Iman kami, setegar apapun langkah kami, semua tak akan ada gunanya tanpa ridha-Mu. Maka jagalah selalu hati kami yg mudah terbolak-balik ini, agar ke Imanan kami yg hanya setipis rambut kami, tak akan mudah goyah oleh hanya karena godaan rasa dan kilaunya dunia. Aamiin ]

Akhi, tak terasa bulan terus berjalan, perkenalan kita mengantar kita pd sebuah keinginan utk Ta'aruf, sebelum akhirnya kita benar2 siap memasuki sebuah ikatan yg bernama pernikahan.

Akhi, terkadang ta'aruf kita membuat kita selalu ingin berjumpa, meski hanya sekedar bertegur sapa, bertanya kabar, dalam kata ''sudah sholat belum? '' sudah makan belum, lagi dimana dan sedang apa?''

Tapi kita sadar bersama, ada gejolak yg senantiasa meriakkan rasa kita, mengoda kita utk terus dan terus bersama,, berjumpa dan bertukar kisah. Yang terkadang tanpa kita sadari, kalimat demi kalimat itu semakin berkembang, menjadi rangkaian kata indah, ungkapan rasa yang kita sama rasakan. Dan kitapn mulai terlena, dan menginginkan lebih dari sekedar jumpa, sekedar sapa,, menjadi sesuatu yg rasanya 'kurang' bila kita tak lakukan. Kerinduanpn mulai melanda, setiap saat yg terbayang dan terngiang adalah keinginan utk terus bersama dan bersama...
Itulah godaan rasa akhi, godaan yg diam2 syetan mengekorinya, hingga kita terbuat karenanya.

Akhi, jika kita memang telah merasa 'siap' lahir bathin, jika memang kita merasa telah menemukan kecocokan dalam rasa kita, dalam tujuan yg ingin kita raih bersama...

Mengapa masih menunda?
Mengapa masih menunggu,?
Bukankah Ta'aruf telah cukup membuat kita saling mengenal pribadi satu dengan yang lain?
Dan bukankah kita punya niat dan keinginan bersama utk menjaga hati kita? Meski terkadang kita lalai hanya karena deraan rasa yang ada??

Jika begitu,, kutunggu khitbahmu akhi.
Atau kita harus berhenti sampai di sini. Bukan karena aku tak memiliki rasa cinta, kasih dan sayang.
Tapi aku takut ini semua akan membuatku terseret, terbenam dalam fitnah cinta yang belum halal utkku.
Karena meskipun kita telah ta'aruf, tapi batasan2 itu masih ada, dan masih mudah tergoda fitnah.

Khitbahlah aku akhi,,,,
Atau kita berhenti sampai di sini.

3 komentar:

  1. anita.kau sungguh pintar dlm menulis kata'' bijak.
    Semoga ja hatimu sebijak tulisan tulisanmu

    BalasHapus
  2. Apa ini benar2 tulisan/ungakpan hati anti???

    salam kenal

    BalasHapus
  3. ijin copas ya mba buat saya post di FB.

    Thanks

    BalasHapus