CINTA DAN PENGHASILAN

Ada kata-kata lucu yang menyebutkan:

“Jatuh cinta itu pakai perasaan, memelihara cinta itu pakai penghasilan.” Terdengar lucu karena menggelitik sisi fakta dalam kehidupan kita. Statistik mengungkapkan bahwa banyak rumah tangga bubar gara-gara masalah ekonomi. Padahal seharusnya tidaklah demikian.

Cinta kasih suami istri dalam rumah tangga hendaknya tidak bergantung pada penghasilan. Suami dan istri adalah dua orang yang paling berperan dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Faktor penghasilan jangan sampai menjadi pengganggu kebahagiaan dan kelangsungan pernikahan.

Meskipun demikian, bukan berarti penghasilan itu tidak penting juga. Jika kita tahu bahwa ada masalah yang sering muncul berkaitan dengan keuangan rumah tangga, tentu kita akan memberi perhatian lebih juga terhadap pergumulan ini. Secara bertanggung jawab, rumah tangga harus dicukupi dalam hal keuangan.

Sebelum tinggal di Praha, banyak yang menanyakan tentang bagaimana nanti kami bisa hidup di salah satu negara Eropa itu, mengingat kebutuhan dan biaya hidup yang cukup tinggi. Bahkan saya dan istri pun sempat membahas hal ini, namun kami dikuatkan oleh Tuhan melalui firman-Nya, bahwa Ia sekali-kali tidak akan pernah membiarkan dan tidak akan meninggalkan kami. Itulah yang menjadi kekuatan bagi saya dan istri, bersama keempat anak kami.

Kunci dalam mengelola keuangan adalah: pertama, mengucap syukur atas apa yang Tuhan berikan. Dia selalu memberikan berkat-Nya untuk mencukupi kebutuhan kita. Dengan cara-Nya yang ajaib, Dia menunjukkan kepada kita tentang betapa Dia tidak bisa dibatasi oleh apapun ketika mau memberkati kita. Kecukupan atas kebutuhan hidup senantiasa Dia jamin.

Kedua, mencukupkan diri dengan apa yang kita dapatkan. Utamakan dulu hal-hal yang prioritas barulah kemudian hal-hal lainnya. Timbanglah apakah keinginan kita merupakan suatu kebutuhan, ataukah kebutuhan kita hanyalah merupakan suatu keinginan yang bisa ditunda


0 komentar:

Posting Komentar